PONTIANAK YANG MEMIKAT
Penulis: Eka Novita Damayanti
Suatu
kali tanya seseorang bertanya pada saya, “Aslinya dari mana, Mbak?”
“Pontianak,
Mas.” Saya menjawab dengan wajah sumringah.
“Oh….yang di Sulawesi itu ya?”
Sumringah
di wajah saya mendadak menghilang. Tuhan, tidakkah dia tahu dimana sebenarnya
Pontianak itu? Saya terangkan Pontianak terletak di Propinsi Kalimantan Barat yaitu
sebagai ibu kotanya dan belum pernah dipindahkan ke Sulawesi. Mungkin saya
mengatakannya agak ketus karena sesudahnya
Si Mas yang tak lain adalah mahasiswa Perguruan Tinggi Anu di Jakarta ini,
tidak meneruskan bertanya dan memilih cepat pergi. (maaf ya Mas!)
Kemudian saya berpikir, tidak
seharusnya saya marah begitu. Bukankah dia sekedar bertanya? Meski memang agak
menyebalkan karena yang mengajukan pertanyaan semacam itu adalah seorang
akademisi. Berangkat dari peristiwa itu saya bertekad ‘menebus kesalahan’.
Sejak peristiwa itu, saya yang punya darah Melayu Pontianak dari ayah, berusaha
menggunakan setiap kesempatan yang ada termasuk melalui ajang menulis ini untuk
memperkenalkan kampung halaman tercinta utamanya keragaman budaya dan adat
istidatnya. Harapan saya kelak tak ada lagi pertanyaan semacam itu dan kita
bangsa Indonesia lebih mengenal dan mencintai pariwisata di negeri sendiri
sebelum kita mengenal dan mencintai obyek wisata di negara lain.
Okelah kalau begitu. Pontianak adalah
tempat yang menarik untuk dikunjungi. Bisa ditempuh melalui dua jalur:
laut dan udara. Di kota ini wisatawan
bisa menikmati beragam wisata antara lain: wisata alam, wisata sejarah dan ilmu
pengetahuan, wisata budaya, wisata belanja maupun wisata kulinernya. Tidak
percaya? Yuk, baca terus tulisanku ini.
Wisata Alam
Mereka
yang mencintai alam, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan menikmati keindahan Sungai
Kapuas (panjangnya sekitar 1.143
km) dengan kapal kecil dan perahu yang berlalu-lalang dari dermaga taman kota
di Jalan Tanjung Pura atau dari hotel dan restoran di sekitarnya.
Penulis
di alun-alun kota Pontianak dengan latar belakang pemadangan Sungai Kapuas
malam hari
Di bulan puasa atau pada hari-hari
besar tertentu, Sungai Kapuas ramai didatangi orang yang menonton lomba perahu
bidar (perahu naga) dan lomba meriam sundut. Yang terkahir ini saya pernah
menyaksikannya sendiri. Ramai. Seru. Sahut menyahut berbalasan dari kedua
tepian sungai. Jangan khawatir. Permainan tradisional ini tidak berbahaya
karena pelurunya relatif aman. Terbuat dari karbit yang direndam dalam air
sampai beberapa waktu kemudian di sulut api. Meriamnya terbuat dari batang
pohon tertentu yang hidup di sana dan diikat dengan simpai. Anda bisa melihat
permainan ini lebih jelas dari atas Jembatan Kapuas. Tapi jangan terlalu banyak
orang ya menyaksikannya? Jangan pula terlalu lama, atau Anda akan menyebabkan
kemacetan parah di atas jembatan.
Tidak seru? Coba pilihan lain.
Menggunakan kapal misalnya. Ada dua kapal yaitu Galaherang dan Sarasan yang
bisa ditumpangi untuk berkeliling kota melalui jalur Sungai Kapuas. Jangan
takut kemahalan karena ongkosnya hanya 10 ribu hingga 20 ribu rupiah per orang per
satu jam. Anda bisa melihat bagaimana kehidupan masyarakat Pontianak, utamanya yang
bertempat tinggal di tepi Sungai Kapuas. Bisa juga menggunakan Kapal Klotok,
kapal kecil yang bila berjalan berbunyi tok…tok..tok untuk keperluan yang sama.
Masih belum seru juga? Anda patut
mencoba yang satu ini. Kapal Bandong namanya. Terbuat dari kayu yang dirancang
menyerupai rumah terapung. Berwisata dengan kapal ini enaknya bersama rombongan.
Makin banyak, makin seru. Anda bisa menikmati keindahan Kapuas, memancing ikan,
masak dan makan langsung di atas kapal Bandong itu juga dan menginap sekalian.
Biayanya relative. Maksudnya tergantung
bisa-bisanya Anda berunding dengan si pemilik. Biasanya berkisar 250 ribu
hingga 400 ribu rupiah per malam. Agak mahal memang. Tapi kalau dibagi dengan
jumlah orang dalam rombangan, jatuhnya malah jauh lebih murah. Asal jangan over loaded ya?
Wisata
Sejarah dan Budaya
Masih di Kota Pontianak, tapi sekarang kita naik ke darat.
Kita menuju Rumah Betang, rumah adat suku dayak di Jalan Let. Jend Sutoyo
menggunakan oplet dengan tarif rata-rata Rp. 3,000.
Penulis
di Rumah Adat Betang
Jangan takut kesasar ya? Karena
trayek oplet di Pontianak ini sedikit dan kemana-manapun, ujung-ujungnya pasti
stop di Terminal Bayangan Kampung Bali.
Rumah Betang ini semacam rumah adat
di TMII Jakarta. Bentuknya sangat khas yaitu dibuat berkolong, berhiaskan
ukiran dayak dan berbahan kayu khusus pula yaitu kayu besi atau kayu belian
kata penduduk setempat, sehingga menebarkan aroma yang khusus pula. Meskipun
rumah Betang di Jalan Let. Jend Sutoyo ini adalah rumah adat suku dayak, tapi
sering juga digunakan oleh etnis lainnya untuk berkegiatan.
Penulis di Rumah Betang dengan latar para remaja yang sedang
berlatih tari tradisional melayu
Waktu berkunjung ke sana pertengahan
Januari 2012 lalu, saya melihat sekelompok remaja sedang berlatih tarian melayu
sebagai persiapan menuju Ritual Robo-Robo di Kabupaten Mempawah. Melihat
mereka, Andaakan paham keselarasan hidup di antara kelompok-kelompok masyarakat
di sini tidaklah seburuk yang dikatakan orang selama ini.
Salah satu
kesenian masyarakat Melayu Kalimantan Barat
Wisata
Ilmu Pengetahuan dan Sejarah
Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai sejarah bangsanya. Mengusung semboyan itu, kita lanjutkan
jalan-jalan kita ke Jalan A. Yani, tak terlalu jauh dari posisi kita yang di
Rumah Adat Betang. Di Museum ini, Anda bisa menyaksikan berbagai koleksi
seperti koleksi Prasejarah, Fiologika, Teknologika, Etonografika, Historika,
Numismatika, Keramologika sampai
bentuk miniatur tugu khatulistiwa. Bentuk tugu khatulistiwa yang asli ada di dalam Museum Khatlistiwa, Jl, Khatulstiwa, Siantan Utara (+/- 3 km dari pusat kota Pontianak mengarah ke Mempawah).
bentuk miniatur tugu khatulistiwa. Bentuk tugu khatulistiwa yang asli ada di dalam Museum Khatlistiwa, Jl, Khatulstiwa, Siantan Utara (+/- 3 km dari pusat kota Pontianak mengarah ke Mempawah).
Tugu Khatulistiwa (courtesy of
Jimrock Photograph)
Bagi
yang belum tahu, tugu ini adalah merupakan ikon Kota
Pontianak yang menandai Pontianak dilalui oleh garis imajiner khatulistiwa.
Tugu ini sering dikunjungi wisatawan terutama saat peristiwa Kulminasi Matahari
(21-23 Maret dan
21-23 September)
yaitu saat matahari tepat di atas kepala kita dan semua bayangan seolah hilang
dalam beberapa detik.
Masih ada tempat wisata lainnya yang
sayang untuk dilewati yaitu Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Masjid Jami’
Sultan Abdurahman yang lokasinya saling berdekatan di Kelurahan Dalam Bugis,
Pontianak.
Istana Kadriah Pontianak
(courtesy of http://www.beautiful-vacation.com/2011/09/kadriah-imperial-palace-pontianak-west.html)
Ada
pula Makam Raja-Raja Kesultanan Kadriah Pontianak yang letaknya agak ke luar
kota yaitu di Batu Layang. Berkunjung ke Istana Kadriah kita bisa belajar
tentang sejarah dibangunnya Pontianak tahun 1771 oleh Al Habib Husein dari
Semarang. Sayang keadaannya sekarang kurang terawat lantaran kekurangan biaya dan
para ahli waris tak punya cukup biaya untuk melakukan pemugaran. Ditambah lagi
tangan-tangan jahil yang mencabuti pondasi istana sehingga menyebabkan lantai
kayunya bergelombang. Sungguh, sangat disayangkan.
Wisata Kuliner
Berjalan seharian di tengah cuaca
Pontianak yang panas tentu membuat Anda merasa haus dan lapar, bukan? Jangan
takut, Pontianak banyak menawarkan pilihan sajian khas yang patut dicoba.
Kue Bingke Ubi yang Yummy
Ada
wedang serbat, minuman yang tak sekedar menyegarkan, tapi bisa memulihkan
tenaga juga. Ada pula sambal serai udang yang pastinya enak. Ada sup ayam
putih. Ada Selada Timun. Ada Bingke Ubi yang yummy. Ada kue jorong yang tak kalah nikmat. Ada Pisang goreng
Pontianak yang keriting-keriting nikmat. Ada Bubur Pedas dengan aromanya yang
khas. Ada Pengkang (ketan bakar isi) yang menantang. Pendek kata, Anda tidak
akan kecewa mencobanya.
Pengkang Bakar Isi
Wisata Belanja.
Jalan-jalan tentu tak lengkap tanpa
membeli oleh-oleh buat yang di rumah ya? Kita mulai dengan kain songket sambas
dengan paduan benang emas atau perak yang indah. Coraknya khas dan tak sama
dengan corak kain songket dari daerah lain di Indonesia. Asalnya sih dari
Kabupaten Sambas, tapi Anda juga bisa membelinya di Pontianak. Harganya
bervariasi. Tergantung tingkat kerumitan dan pandai-pandainya Anda menawar. ☺
Ingin oleh-oleh yang murah meriah?
Ada juga. Kaos alias T shirt produksi Selembe
(cuek ah..! dalam Bahasa Pontianak) bisa menjadi salah satu pilihan. Seperti
kaus Dadung dari Yogyakarta atau Joger asal Bali, Selembe menawarkan kaus-kaus khas bertuliskan kata-kata yang akan
mengingatkan Anda akan Pontianak seperti: I love Pontianak, Aku Budak (anak) Pontianak,
gambar tugu khatulistiwa atau motif Dayak Ruai. Ada juga miniatur rumah adat
dayak dan miniatur tugu khatulistiwa yang disimpan dalam kaca. Soal harga,
tergantung besar kecilnya barang. Ada juga Mandau, senjata khas suku Dayak yang
bisa Anda gantung di dinding rumah. Ada topi dan gendongan bayi juga dari suku
dayak Kalimantan Barat.
Apa? Anda ingin oleh-oleh yang bisa
dimakan? Tentu saja ada. Kue Bingke yang bisa menjadi pilihan. Tersedia dalam
kotak-kotak kecil. Rasanya enak dan telurnya terasa sekali. Pilihan favorit
saya di sini. Masih ada lempok (dodol) durian, manisan lidah buaya, nata aloe vera
(semacam nata de coco tapi berbahan dasar lidah buaya), coklat lidah buaya yang
tak sekedar enak tapi juga menyehatkan. Bila Anda seorang shopaholic, siapkan
saja keranjang dan budget yang banyak. Anda pasti tak akan kecewa.
Berwisata
ke Pontianak, bisa dijadikan alternative pilihan bila Anda bosan berwisata ke
tempat yang sama lagi dan lagi dan menginginkan wisata dalam negeri yang selain
murah, menambah wawasan, juga akan menjadi kenangan tersendiri karena belum
banyak orang yang tahu. Banyak kabar burung di masyarakat tentang Kalimantan
Barat yang tidak aman dan rawan kerusuhan. Pendapat saya, asal kita pandai
membawa diri, Insya Allah semua akan aman-aman saja karena pada dasarnya warga
Pontianak itu ramah, terbuka dan menerima manusia dari etnis manapun. Jadi
tunggu apa lagi? Yuk, kita berwisata ke Pontianak yang memikat!
Informasi Tambahan:
·
Ada
baiknya Anda ke Pontianak tidak pada peak
season seperti Hari Qing Beng
atau sembahyang kubur bagi etnis Tionghoa karena tiket pesawat dan kapal laut
pastinya akan melonjak beberapa kali lipat.
·
Taksi
agak jarang ditemui, kecuali di Bandara Supadio dan mal-mal besar di Pontianak.
Juga tak ada ojek motor seperti di kota-kota lain. Tapi Anda bisa menyewa mobil
seharga Rp. 350,000 per hari berikut supirnya. Bisa praktis karena Anda tak
perlu repot membuka-buka peta atau takut tersesat karena sang supir pastinya
sudah paham betul seluk beluk kotanya dan tempat-tempat mana yang bagus untuk
dikunjungi.
·
Kalau
Anda tak pun kerabat untuk ditumpangi di sini, jangan takut. Pontianak
menawarkan sejumlah hotel murah seperti Hossana Inn di Jalan Pahlawan no 224
Pontianak. Di sini tarif kamar bervariasi dari yang termurah kelas standar Rp.
80,000/ malam sampai kelas executive Rp. 195,000/ malam. Ada yang sedikit mahal
yaitu Hotel Garuda. Tarifnya yang termurah Rp. 250,000/ malam untuk kelas
standar dan yang termahal adalah Rp. 750,000 untuk kelas executive. Sebenarnya
masih ada banyak sekali hotel lain, tapi keduanya sering direkomendasikan bagi
para wisatawan yang datang ke Pontianak. Ada baiknya Anda memesan sebelum
kedatangan. Untuk menjaga ketersediaan kamar.
·
Patut
juga dikunjungi Ritual Robo-Robo di Kabupaten Mempawah (sekitar 67 km dari
Pontianak) memperingati berdirinya kerajaan Islam Amantubilah di sana.
Diperingati setiap Hari Rabu (Robo) di Bulan Safar penanggalan Islam. Memang
bukan lagi termasuk dalam wilayah Kota Pontianak tapi sangat sayang untuk
dilewati bila kebetulan Anda berkunjung ke sana, karena pada waktu bersamaan
digelar berbagai kesenian masyarakat Melayu Kalimantan Barat seperti Tari
Japin, Berbalas Pantun, Fashion Show busana Melayu, Lomba Karaoke Lagu Melayu,
Makan Saprahan (makan bersama di halaman Istana Amantubilah Mempawah dengan
lauk pauk tradisional yang hampir punah dengan nampan/ tampah sebagai pengganti
piring), Drama Theatrikal kedatangan Opu Daeng Manambon si pendiri kerajaan
Islam Amantubilah dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar