YUK, BERWISATA KE PALEMBANG!
<a
href="http://wongkito.net/01-04-2012/kompetisi-blog-pesona-sumatera-selatan.htm"><img
src="http://wongkito.net/badge/widget-kompetisi-blog.jpg"
alt="Kompetisi Blog Pesona Sumatera Selatan" border="0" /></a>
Oleh: Eka Novita Damayanti
“Wah, Palembang ya? Wong Kito galo!”
sebut seorang bapak kepada saya ketika beliau tahu tujuan penerbangan saya.
“Pek Mpek!” Yang lainnya menyebut,
“Jembatan
Ampera!” Sambung lainnya.
Ya,
Sumatera Selatan terlanjur kondang dengan simbol-simbol yang mereka sebutkan, meskipun
sebenarnya masih banyak lagi yang patut kita ketahui dan sambangi.
Terletak
di jalur lintas Sumatera yang strategis, Sumatera Selatan bisa dicapai melalui
jalan darat, laut dan udara, tergantung berapa anggaran yang anda miliki. Bila
jalan udara yang menjadi pilihan anda, siapkan biaya sekitar Rp. 400- 500 ribu
(harga berflukstuasi). Pada peak seasons
seperti hari liburan sekolah, lebaran, tahun baru, Qing Beng dan lain-lain)
harga bisa menjadi lebih mahal.
Tapi
jangan khawatir, karena Anda masih punya alternatif lain yaitu jalan darat. Naik
bis antar kota dari Jakarta atau kereta api dari Lampung yang pastinya waktu tempuhnya
lebih lama namun biaya yang harus dikeluarkan bisa jauh lebih murah bergantung
bis atau kereta api apa yang Anda pilih, kelas apa dan musinm keberangkatan
Anda. Sebagai ilustrasi, bila bis sekelas Harum, Kramat Jati, Lorena dan Putra
Remaja yang menjadi pilihan Anda, ongkosnya sekitar Rp. 200- 250 ribu di musim
biasa. Alternatif terakhir adalah naik kapal laut bila posisi Anda sekarang ada
di Kalimantan Barat dan sekitarnya. Yang ini bisa dikatakan tak terlalu menjadi
pilihan karena waktunya yang jauh lebih lama.
Apa
yang unik tentang Palembang? Banyak. Ada Jembatan Ampera yang menghubungkan
seberang hulu dan seberang hilir nan kondang itu. Lokasi bisa ditempuh dengan taksi
borongan ataupun argo yang tarifnya beragam tergantung pandai-pandainya Anda
menawar dan jarak tempuh. Pilihan lainnya yang murah meriah tapi nyaman dan
relative aman, adalah menggunakan transportasi bus Trans Musi (bus way-nya
Palembang). Tarifnya sekitar Rp. 4.000 saja. Layaknya busway di Jakarta, Anda
akan diturunkan pada halte-halte tertentu untuk transit. Ada baiknya Anda
bertanya pada kenek bus agar tak kebingungan.
Jembatan Ampera
di waktu malam (courtesy of Jim Rock’s Photograph)
Jembatan Ampera diresmikan
sekitar tahun 1965 dan menjadi ikon Kota Palembang segara setelahnya dan sekalian
sebagai simbol sejarah juga. Menurut kabar
biaya pembangunan jembatan diambil
dari pampasan perang Jepang.
Menikmati keindahannya, biasanya dari taman di dekatnya yaitu Benteng Kuto
Besak (BKB), alun-alun tempat digelarnya pagelaran-pagelaran akbar kesenian di
Palembang sekaligus lokasi sebuah museum tempat dipamerkannya berbagai koleksi.
Sekali waktu di tempat ini diselenggarakan pula tari-tarian khas Sumatera
Selatan.
Benteng
Kuto Besak (BKB) (courtesy of Jim Rock’s Photograph)
Perut lapar,
jangan khawatir! Areal sekitar BKB, marak dengan kedai-kedai yang menjual
berbagai penganan khas Palembang yang akan memanjakan selera anda. Saran saya,
datanglah ke tempat ini pada malam hari. Karena suasananya jauh lebih romantic!
♥
Museum
BKB Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)
Hanya
itu saja? Tidak juga. Bila Anda penggemar berat Pek Mpek, di sinilah
surganya ☺ Di sini dan manapun Anda
melangkah seantero Palembang, penganan yang kabarnya berasal dari Tiongkok ini
denga mudahnya Anda temui. Mungkin Anda sudah sangat terbiasa dengan Pek Mpek
merk tertentu yang sudah kondang namanya, tapi Pek Mpek lainnya yang tak
bermerk ☺, pun tak kalah nikmatnya. Boleh dicoba! Tapi jangan lupa pula
menikmati ragam makanan lainnya yang tak kalah enaknya seperti: Burgo (makanan
berbahan dasar ikan seperti Pek Mpek yang dimakan dengan kuah bersantan), Tekwan
dan Model (sama berbahan dasar ikan juga tapi kuahnya seperti sayur sop),
Matabak India, Pindang Ikan dan Tulang, Kue Delapan Jam, Engkak, Mak Suba,
Kerupuk Kemplang dan wuih dan masih banyak lagi !
Bila Anda
seorang penggila belanja dan menginginkan cendera mata khas Palembang, Anda
tinggal berjalan kaki sedikit ke arah Pasar 16 Ilir. Di pasar ini akan Anda
dapati kain songket khas Palembang dengan harga bervariasi tergantung kualitasnya.
Untuk kualitas sedang, harganya sekitar Rp. 750.000, sedangkan untuk kualitas
bagus, harganya sekitar Rp. 3 juta. Tapi mungkin bisa lebih murah bila Anda
pintar menawar.
Masjid
Agung Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)
Masjid
Agung Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)
Bila
Anda seorang Muslim dan masuk saatnya sholat, Anda bisa mengambil jalan memutar
dari BKB melintasi Kantor Pos Besar Palembang menuju Masjid Agung yang
merupakan ikon Kota Palembang lainnya selain Jembatan Ampera tadi. Masjid Agung mengalami beberapa kali renovasi
sebelum bentuknya yang sekarang yang desainnya merupakan perpaduan budaya
berbagai etnis yang hidup berdampingan di Palembang ini. Ibarat one stop traveling, tepat di depan
Masjid Agung Palembang, terletak Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Selatan tempat
Anda bisa sekalian berwisata sejarah di sini.
Perjalanan
wisata kita masih akan berlanjut dan tak cukup dijalani hanya dalam satu hari
saja. Masih ada Rumah Limas, rumah adat Sumatera Selatan di Jalan Demang Lebar
Daun Palembang dan Pulau Kemarau (berlayar beberapa menit dari Palembang) kondang
dengan kelentengnya tempat dilaksanakannya berbagai upacara keagamaan Konghucu
yang juga wajib dikunjungi. Soal tempat menginap, Anda akan menemukannya lengkap di sini. Mulai penginapan
berharga seratus ribuan sampai yang jutaan lengkap tersedia di sini. Jadi
tunggu apa lagi? Yuk, berwisata ke Palembang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar