Senin, 30 April 2012

YUK, BERWISATA KE PALEMBANG!


YUK, BERWISATA KE PALEMBANG!
<a href="http://wongkito.net/01-04-2012/kompetisi-blog-pesona-sumatera-selatan.htm"><img src="http://wongkito.net/badge/widget-kompetisi-blog.jpg" alt="Kompetisi Blog Pesona Sumatera Selatan" border="0" /></a>
Oleh: Eka Novita Damayanti
            “Wah, Palembang ya? Wong Kito galo!” sebut seorang bapak kepada saya ketika beliau tahu tujuan penerbangan saya.
 “Pek Mpek!” Yang lainnya menyebut,
“Jembatan Ampera!” Sambung lainnya.
Ya, Sumatera Selatan terlanjur kondang dengan simbol-simbol yang mereka sebutkan, meskipun sebenarnya masih banyak lagi yang patut kita ketahui dan sambangi.
Terletak di jalur lintas Sumatera yang strategis, Sumatera Selatan bisa dicapai melalui jalan darat, laut dan udara, tergantung berapa anggaran yang anda miliki. Bila jalan udara yang menjadi pilihan anda, siapkan biaya sekitar Rp. 400- 500 ribu (harga berflukstuasi). Pada peak seasons seperti hari liburan sekolah, lebaran, tahun baru, Qing Beng dan lain-lain) harga bisa menjadi lebih mahal.
Tapi jangan khawatir, karena Anda masih punya alternatif lain yaitu jalan darat. Naik bis antar kota dari Jakarta atau kereta api dari Lampung yang pastinya waktu tempuhnya lebih lama namun biaya yang harus dikeluarkan bisa jauh lebih murah bergantung bis atau kereta api apa yang Anda pilih, kelas apa dan musinm keberangkatan Anda. Sebagai ilustrasi, bila bis sekelas Harum, Kramat Jati, Lorena dan Putra Remaja yang menjadi pilihan Anda, ongkosnya sekitar Rp. 200- 250 ribu di musim biasa. Alternatif terakhir adalah naik kapal laut bila posisi Anda sekarang ada di Kalimantan Barat dan sekitarnya. Yang ini bisa dikatakan tak terlalu menjadi pilihan karena waktunya yang jauh lebih lama.  
Apa yang unik tentang Palembang? Banyak. Ada Jembatan Ampera yang menghubungkan seberang hulu dan seberang hilir nan kondang itu. Lokasi bisa ditempuh dengan taksi borongan ataupun argo yang tarifnya beragam tergantung pandai-pandainya Anda menawar dan jarak tempuh. Pilihan lainnya yang murah meriah tapi nyaman dan relative aman, adalah menggunakan transportasi bus Trans Musi (bus way-nya Palembang). Tarifnya sekitar Rp. 4.000 saja. Layaknya busway di Jakarta, Anda akan diturunkan pada halte-halte tertentu untuk transit. Ada baiknya Anda bertanya pada kenek bus agar tak kebingungan. 

Jembatan Ampera di waktu malam (courtesy of Jim Rock’s Photograph)

Jembatan Ampera diresmikan sekitar tahun 1965 dan menjadi ikon Kota Palembang segara setelahnya dan sekalian sebagai simbol sejarah juga.  Menurut kabar biaya pembangunan jembatan diambil dari pampasan perang Jepang. Menikmati keindahannya, biasanya dari taman di dekatnya yaitu Benteng Kuto Besak (BKB), alun-alun tempat digelarnya pagelaran-pagelaran akbar kesenian di Palembang sekaligus lokasi sebuah museum tempat dipamerkannya berbagai koleksi. Sekali waktu di tempat ini diselenggarakan pula tari-tarian khas Sumatera Selatan.
Benteng Kuto Besak (BKB) (courtesy of Jim Rock’s Photograph)

Perut lapar, jangan khawatir! Areal sekitar BKB, marak dengan kedai-kedai yang menjual berbagai penganan khas Palembang yang akan memanjakan selera anda. Saran saya, datanglah ke tempat ini pada malam hari. Karena suasananya jauh lebih romantic! ♥ 
Museum BKB Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)

Hanya itu saja? Tidak juga. Bila Anda penggemar berat Pek Mpek, di sinilah surganya  ☺ Di sini dan manapun Anda melangkah seantero Palembang, penganan yang kabarnya berasal dari Tiongkok ini denga mudahnya Anda temui. Mungkin Anda sudah sangat terbiasa dengan Pek Mpek merk tertentu yang sudah kondang namanya, tapi Pek Mpek lainnya yang tak bermerk ☺, pun tak kalah nikmatnya. Boleh dicoba! Tapi jangan lupa pula menikmati ragam makanan lainnya yang tak kalah enaknya seperti: Burgo (makanan berbahan dasar ikan seperti Pek Mpek yang dimakan dengan kuah bersantan), Tekwan dan Model (sama berbahan dasar ikan juga tapi kuahnya seperti sayur sop), Matabak India, Pindang Ikan dan Tulang, Kue Delapan Jam, Engkak, Mak Suba, Kerupuk Kemplang dan wuih dan masih banyak lagi !  
Bila Anda seorang penggila belanja dan menginginkan cendera mata khas Palembang, Anda tinggal berjalan kaki sedikit ke arah Pasar 16 Ilir. Di pasar ini akan Anda dapati kain songket khas Palembang dengan harga bervariasi tergantung kualitasnya. Untuk kualitas sedang, harganya sekitar Rp. 750.000, sedangkan untuk kualitas bagus, harganya sekitar Rp. 3 juta. Tapi mungkin bisa lebih murah bila Anda pintar menawar. 
Masjid Agung Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)

Masjid Agung Palembang (courtesy of Jim Rock’s Photograph)

            Bila Anda seorang Muslim dan masuk saatnya sholat, Anda bisa mengambil jalan memutar dari BKB melintasi Kantor Pos Besar Palembang menuju Masjid Agung yang merupakan ikon Kota Palembang lainnya selain Jembatan Ampera tadi.  Masjid Agung mengalami beberapa kali renovasi sebelum bentuknya yang sekarang yang desainnya merupakan perpaduan budaya berbagai etnis yang hidup berdampingan di Palembang ini.  Ibarat one stop traveling, tepat di depan Masjid Agung Palembang, terletak Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Selatan tempat Anda bisa sekalian berwisata sejarah di sini.  
Perjalanan wisata kita masih akan berlanjut dan tak cukup dijalani hanya dalam satu hari saja. Masih ada Rumah Limas, rumah adat Sumatera Selatan di Jalan Demang Lebar Daun Palembang dan Pulau Kemarau (berlayar beberapa menit dari Palembang) kondang dengan kelentengnya tempat dilaksanakannya berbagai upacara keagamaan Konghucu yang juga wajib dikunjungi. Soal tempat menginap,  Anda akan menemukannya lengkap di sini. Mulai penginapan berharga seratus ribuan sampai yang jutaan lengkap tersedia di sini. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, berwisata ke Palembang!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar